BP.TANGERANG- (Kota Tangerang) Keluarga Ade Firmasnyah (33) menilai peryataan pihak RSUD Kabupaten Tangerang yang mengganggap tidak adanya kelalaian terhadap pasien, dianggap hanya pembelaan diri.
Menurut Sulastri (32), istri Ade Firmansyah, pada saat kejadian tersebut sebenarnya dirinya mengakui memang saat itu sempat meminta ijin ke dokter untuk pergi ke toilet lantaran harus mengganti popok anaknya.
“Saat itu memang saya minta ijin sama dokter untuk ke toilet, seharusnya mendengar permintaan ijin tersebut dokter bisa tanggap memberikan pelayanan terhadap pasien. Ini pas saya mau ke toilet doter itu malah hanya duduk saja di tempat kerjanya. Setelah suami saya terjatuh saya malah dimarahi dokternya.Apa itu yang namanya memberikan pelayanan terbaik kepada pasien,” ujarnya
Dikatakannya, sebelum suaminya terjatuh dari tempat tidur (brankar), dirinya juga sempat memberitahu kepada dokter bahwa suaminya mengalami sesak nafas. Namun berkali-kali permintaan tersebut perawat maupun dokter yang ada di ruang IGD hanya menganggap itu hal yang biasa.
“Saya bilang berkali-kali sama dokter maupun perawat yang ada tetapi mereka bilang itu hal yang biasa, emang begitu kalau sakit mah,” ujarnya.
Meski demikian dirinya mengaku bahwa almarhum suami dalam riwayat hidupnya tidak pernah mengalami penyakit jantung, tetapi hanya mengalami sakit pada bagian perut. “RSUD bilang suami saya sakit jantung karena terpacu oleh surat rujukan dari RS An Nisa yang menyatakan bahwa suami saya sakit jantung. Itu kan baru mau dikonsultasikan. Apakah dalam waktu 1 jam dokter bisa menganalisis penyakit jantung seseorang,” keluhnya.
Menurutnya, saat ini pihak RSUD telah datang menemuinya untuk mengucapkan belasungkawa. Namun dirinya mengaku menolak santunan yang diberikan pihak RSUD dalam bentuk map berwarna biru.
“Saya pribadi tersinggung dengan pemberian santunan yang diberikan pihak RSUD, jelas saya menolaknya. Yang datang itu Humas RSUD yang bernama Yudi, Kabag TU dan seorang anggota security,” jelasnya. (mulyadi/ bentengpos.com)