KLARIFIKASI TINDAKLANJUT PESERTA JAMBORE DAN SILAHTURAHMI MAHASISWA INDONESIA

KLARIFIKASI TINDAKLANJUT PESERTA JAMBORE DAN SILAHTURAHMI MAHASISWA INDONESIA

organisasiBP.TANGERANG- (Kota Tangerang) Agenda Konferensi Pers di Kampus STMIK Raharja, oleh 19 orang perwakilan Mahasiswa yang mengikuti Jambore dan Silahturahmi Mahasiswa Indonesia untuk mengklarifikasi isu yang beredar dan sekaligus memaparkan 4 poin manifestasi hasil kesepakatan saat Jambore.

Agenda ini sebagai tindaklanjut terkait aktivitas mahasiswa dalam membagikan selembaran – selembaran di depan Gedung DPR.

Sikap mahasiswa ini merespon isu sara dengan rekayasa konflik dari ambisi merebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Serta intelektualitas mahasiswa diuji untuk menangkap pemaparan para tamu undangan dan pembicara yang dihadiri dari beberapa menteri kabinet pemerintahan yang sedang menjabat serta anggota dewan pertimbangan presiden. Dan tidak ada agitasi kriminalisasikan SBY dan provokasi lainnya.

Agendanya pada saat Jambore pekan lalu, seperti diskusi panel dan komisi untuk menyikapi permasalahan negara & publik, mengenai NKRI, UUD 45, Pancasila, Program Pro-Rakyat & koreksi kebijakan pemerintah.

Ada 4 poin manifestasi yang pure dari peserta Jambore dan Silahturahmi Mahasiswa Indonesia, yaitu:
1. Menolak / lawan isu sara dan seluruh upaya adu domba rakyat.
2. Menanamkan nilai – nilai pancasila dalam kurikulum pendidikan.
3. Tolak dan lawan organisasi radikal yang anti pancasila.
4. Usut tuntas semua kasus korupsi tanpa pandang bulu.

Menurut Ketua Panitia Jambore, Septian yang juga Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang, menjelaskan ini murni dari kegelisahan mahasiswa dan tidak ada yang ditunggangi oleh elit politik manapun. Dikemukakan saat konferensi pers berlangsung.

“Ya, saya membenarkan saat acara sempat dibreak saat kedatangan tamu, Antasari. Antasari pun juga memaparkan kronologis dan pengalamannya saat menjabat sebagai ketua KPK, saat di Jambore itu,” paparnya.

Jangan mendeskreditkan mahasiswa bahwasannya penentu arah bangsa dimasa kini dan masa selanjutnya adalah mahasiswa yang kritis dan intelektual. Mahasiswa pewaris negara bukan sebagai pewaris konflik sara.

“Namun jika ada elit politik yang mempertanyakan hasil manifestasi tersebut harus di pertanyakan pula nasionalismenya. Saat di kediaman SBY pun mahasiswa tidak ada yang teriak untuk menyinggung SBY atau apapun,” lanjutnya.

Sejauh ini informasi yang beredar, respon SBY seperti cemas, seharusnya tak perlu seperti itu.

“Hebat sekali Adian Napitupulu jikalau mampu menunggangi kami (mahasiswa/i dari daerah) yang ikut agenda orasi, membawa spanduk & membagikan selembaran di depan DPR, di Kuningan dan di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono,” tegasnya.

Faktanya, orasi mahasiswa tersebut tidak berlangsung lama dan dibubarkan oleh pihak kepolisiaan.         (ikar-bentengpos.com)

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *