BP. TANGERANG – (Kota Tangerang) Ditengah dentuman alat-alat berat yang tengah meratakan sisa puing puing rumah mereka, beberapa elemen mahasiswa dan masyarakat melakukan upaya trauma healling yang dialami para anak-anak yang terusir dari rumah sendiri.
Puluhan mahasiswa yang biasanya sangar dan lantang saat menyuarakan aspirasinya dijalan berubah ramah dan bersahabat saat menggelar upaya pemulihan psikologi anak-anak tersebut.
Bahkan beberapa diantara relawan mahasiswa yang berasal dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) rela merogoh kocek pribadinya untuk sekedar membelikan anak-anak yang terkena dampak dari pengosongan lahan untuk proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
Kehadiran para mahasiswa ditengah-tengah kepedihan dan trauma yang dialami anak anak tersebut seolah memberi harapan kepada anak anak tersebut.
Layaknya sedang melakukan orasi santun saat menggar aksi unjuk rasa, para mahasiswa yang digawangi Dede Hardian tersebut menyelipkan beberapa pesan moral kepada para bocah ingusan tersebut.
“Hayo siapa yang hafal pancasila,?, Yang bisa kakak kasih hadiah,” kata salah seorang relawan mahasiswa.
Bukan hanya menanamkan kecintaan kepada negara, para mahasiswa tersebut juga menyampaikan pesan melalui permainan – permainan seru yang membuat para bocah tersebut antusias.
“Intinya kami mencoba memulihkan mental pasca penggusuran kemarin,” kata Dede Hardian Ketua GMNI Kota Tangerang kepada Wartawan.
Ia menuturkan, Sejak H-1 penggusuran di kecamatan benda, dirinya sudah mulai mengawal masyarakat atas dasar panggilan kemanusiaan
“Kami melakukan kegiatan trauma healing, dipandu oleh para Sarinah dari GMNI Kota Tangerang serta dibantu oleh Duta pendidikan Banten,” tukasnya.
Selanjutnya, masih menurut Hardian, pihaknya akan melakukan kegiatan ini secara rutin, dan pihaknya akan mengawal kasus ini sampai ke pengadilan dengan bantuan LBHA Trisakti.
(Yudh/Bentengpos.com)