BP.TANGERANG-(Kota Tangerang) Penanganan sampah di Kelurahan Pabuaran Tumpeng, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang patut diapresiasi. Karena, mampu mengolah sampah dilingkungannya secara mandiri tanpa harus ke TPA, khususnya sampah rumah tangga. Bahkan telah meraih penghargaan dari tingkat Kementerian dan Wali Kota.
Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) telah dikelola Yayasan Benua Lestari dari nama sebelumnya Benua Hijau sejak tahun 2012 hingga saat ini. Berawal dari mengolah sampah organik menjadi kompos, kini telah mengembangkan budidaya Maggot. Maggot, berasal dari larva lalat Black Soldier Fly (BSF).
Salah satu pengelola TPST Benua Lestari, budidaya maggot sendiri, baru berjalan tiga bulan lalu. Menurut, Sumarjo, “bukan hanya semata-mata melihat dari sisi nilai jualnya saja, akan tetapi untuk mengurai sampah.
“Yang kita kelola ini adalah sampah, jadi bukan semata-mata kita pelihara maggot, binatang ini kan pemakan sampah, jadi tujuan kita mengurangi sampah yang dibuang ke TPA,” ujar Sumarjo saat ditemui di TPST Benua Lestari. Selasa (20/10/2020).
Masih kata Sumarjo, “Saat usia 7 sampai 15 hari yang awalnya telur kemudian dilakukan pembesaran, larva maggot sudah bisa dijadikan pakan ikan. Namun, ada juga produk turunan maggot untuk dikeringkan atau dijadikan Dried Maggot.
“Turunan ini kaya akan protein dan asam amino yang baik untuk hewan. Bisa dimanfaatkan untuk menggantikan pakan pada produksi ikan dan unggas. Tekstur Dried Maggot mampu mengapung di air tanpa campuran bahan lain, jadi sangat cocok untuk pakan ikan hias,” jelasnya.
Sementara itu, lurah Pabuaran tumpeng yang juga aktif mengawal jalannya TPST tersebut mengatakan, “sejak diberi amanah untuk memimpin di kelurahan Pabuaran Tumpeng pada 2017 lalu, dari 10 hanya 2 RW yang masuk ke TPST. Terkait TPST saya masuk dari tahun 2017 itupun hanya 2 RW,” kata Ujang Soleman.
Masih kata Pak Lurah, “ditengah pemerintah yang menyoroti serius perihal K3, tujuannya adalah lingkungan bersih, terlebih disaat musim penghujan agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit DBD. Artinya hal ini butuh perhatian serius khususnya dalam menangani sampah”.
Ujang Soleman juga menjelaskan, “diawal tahun dirinya menjabat sebagai lurah, pihak pengelola TPST memberi laporan terkait adanya 8 RW yang belum masuk ke TPST, menindaklanjuti hal itu, Pak Lurah bersama pihak TPST melakukan rapat pertemuan dengan semua RW yang ada di Pabuaran Tumpeng. Hasil pertemuan disepakati 10 RW itu sampahnya dikelola oleh TPST Benua Lestari.
“Setelah berbicara dengan semua RW dan akhirnya kesemuanya menyadari demi terciptanya lingkungan bersih, kemudian kita berkoordinasi dengan dinas Lingkungan Hidup (LH) yang pada saat itu Alhamdulillah direspon sangat baik oleh Kabid LH pak Biceu,” ungkap Pak Lurah.
Ujang Soleman menambahkan, semua itu dijalankan sesuai dengan SOP yang ada, dan ini menjadi berkah bagi warga masyarakat kelurahan Pabuaran Tumpeng. Kabid Biceu mensupport kami pada saat itu karena melihat adanya keinginan warga Pabuaran Tumpeng yang mau menjaga jangan sampai sampah itu ada dimana-mana harus disatu tempat,” tambahnya.
Buceu Gartina, yang saat ini Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Tangerang, meski sudah tidak lagi sebagai Kabid LH, ia menilai positif. Sebelumnya telah merencanakan kemandirian TPST di masyarakat dan pembudidayaan maggot.
“Bagus itu mas, hal menarik sebelum saya pindah juga kita sedang merencanakan kemandirian TPST di masyarakat sehingga bisa membantu perekonomian di masyarakat dan sampah juga teratasi. Salah satu nya dengan maggot,” ujar Buceu.
Meski sudah dibidangnya dalam hal penanganan sampah namun iya masih terus berkoordinasi dan mendiskusikan tentang program yang pernah dijalankan bersama-sama dengan pihak TPST Benua Lestari.
“Engga, masih suka diskusi, untuk lebih jelasnya Saya ga tau, rencana kedepan nya ada di dinas kan” pungkasnya. (dadi/bentengpos.com)